Six Sigma dan Total Quality Management

Pengertian Six Sigma dan 5 Tahapannya
Six Sigma merupakan alat untuk memanajemen yang digunakan untuk menggantikan Total Quality Management. Six Sigma mempunyai kualitas yang jauh lebih baik dari TQM dalam pengendalian kualitas, terutama untuk kepuasan pelanggan. Cara Kerja Six Sigma yaitu dengan mendalami sistem perusahaan secara menyeluruh.
Makin tinggi sigma nya, semakin baik kualitasnya.
Tujuan dari Six Sigma yaitu untuk menghilangkan cacat atau kekurangan-kekurangan dari produksi, mempersingkat waktu produksi, dan meminimalkan biaya produksi.
Strategi yang dilakukan oleh Six Sigma sebagai berikut :
  • Fokus terhadap Kepuasan dan Kebutuhan Pelanggan (Customer Focused)
  • Menurunkan tingkat kecacatan (Reduce Defect)
  • Berkisar di sekitar Pusat Target (Center around Target)
  • Menurunkan Variasi (Reduce Variation)
Dalam Penerapan Six Sigma, target atas kecacatan atau kegagalan proses dikontrol dalam target 3,4 DPMO (Defects per Million Opportunities  atau Kegagalan per sejuta kesempatan) yang artinya dalam 1 Juta unit produk yang diproduksi hanya ada 3,4 unit yang cacat. Berarti perusahaan memproduksi produk dengan tingkat kepuasan pelanggan mencapai 99,9997%.


Tabel Konversi Sigma (Six Sigma)

Tingkatan Posisi bagi orang dalam Metodologi Six Sigma adalah :
  1. Champion / Sponsor (Top Management)
  2. Master Black Belt
  3. Black Belt
  4. Green Belt
  5. Team Members (Anggota Team)
  6. Proses Owner (Pemilik atau orang yang mengerjakan proses)
5 Tahap dalam Six Sigma sebagai berikut :
  1. Define yaitu Tahap pertama dalam Six Sigma untuk mendefinisikan dan menyeleksi permasalahan yang akan diselesaikan beserta Biaya, manfaat dan dampak terhadap Pelanggan (customer)
  2. Measure yaitu Tahapan Pengukuran terhadap Permasalahan yang telah didefinisikan untuk diselesaikan. Dalam tahap ini terdapat Pengambilan data yang kemudian Mengukur Karakteristiknya serta kapabilitas dari proses pada saat ini untuk menentukan langkah apa yang harus diambil untuk melakukan perbaikan dan peningkatan selanjutnya.
  3. Analyst yaitu tahapan untuk menemukan solusi untuk memecahkan masalah berdasarkan Root Cause (Akar Penyebab) yang telah di-identikasikan. Di dalam Tahapan ini, kita harus dapat menganalisis  dan melakukan validasi terhadap Akar Permasalahan (Root Causes) atau Solusi  melalui pernyataan-pernyataan Hypothesis.
  4. Improve yaitu melakukan tindakan perbaikan terhadap permasalahan tersebut dengan melakukan pengujian dan percobaan untuk dapat meng-optimasi-kan solusi tersebut sehingga benar-benar bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan yang kita alami.
  5. Control yaitu menetapkan Standarisasi serta mengontrol dan mempertahankan Proses yang telah diperbaiki dan ditingkatkan tersebut dalam jangka panjang dan mencegah potensi permasalahan yang akan terjadi di kemudian hari ataupun ketika ada pergantian proses, tenaga kerja maupun pergantian manajemen.
 Kelebihan Six Sigma sebagai berikut :
1. Six Sigma jauh lebih rinci daripada metode analisis berdasarkan statistik. Six Sigma dapat diterapkan di bidang usaha apa saja mulai dari perencanaan strategi sampai operasional hingga pelayanan pelanggan dan maksimalisasi motivasi atas usaha.

2. Six Sigma sangat berpotensi diterapkan pada bidang jasa atau non manufaktur disamping lingkungan teknikal, misalnya seperti bidang manajemen, keuangan, pelayanan pelanggan, pemasaran, logistik, teknologi informasi dan sebagainya.

3. Dengan Six Sigma dapat dipahami sistem dan variabel mana yang dapat dimonitor dan direspon balik dengan cepat.
4. Six Sigma sifatnya tidak statis. Bila kebutuhan pelanggan berubah, kinerja sigma akan berubah.

Kekurangan Six Sigma sebagai berikut :
  • Dalam perencanaannya perlu waktu yang cukup
  • Perlunya ketekunan dalam menjalankan strategi ini karena demi mendapatkan suatu produk yang baik harus dilakukan pemantauan secara teratur
  • Perlu orang-orang yang memang terlatih dan memiliki pengetahuan tinggi karena tuntutan untuk terus mengurangi produk cacat


 



Total Management System atau disingkat dengan TQM adalah suatu sistem  manajemen kualitas yang berfokus pada Pelanggan (Customer focused) dengan melibatkan semua level karyawan dalam melakukan peningkatan atau perbaikan yang berkesinambungan (secara terus-menerus). Total Quality Management atau TQM ini menggunakan strategi, data dan komunikasi yang efektif untuk meng-integrasikan kedisplinan kualitas ke dalam budaya dan kegiatan-kegiatan perusahaan.

8 Elemen pokok TQM sebagai berikut :
1. Fokus pada Pelanggan
2. Keterlibatan Karyawan secara keseluruhan
3. Pemusatan Perhatian dan Proses
4. Sistem yang terintegrasi
5. Pendekatan Strategi dan Sistematik
6. Peningkatan yang berkesinambungan
7. Keputusan berdasarkan fakta
8. Komunikasi

Kelebihan TQM sebagai berikut :
1. Memenuhi kepuasan pelanggan
2. Pengurangan biaya
3. Meningkatkan produktivitas, meningkatkan pertumbuhan pangsa pasar,efisiensi waktu, meningkatkan keterampilan manajerial dan operasional secara efektif dan efisien, serta untuk pemberdayaan karyawan

Kekurangan TQM sebagai berikut :
kurangnya pemantauan atas cacat produksi, kualitas sering di kesampingkan dan menjadi masalah yang sering dihadapi 

0 komentar:

 

Let's Do It © 2011 Design by Best Blogger Templates | Sponsored by HD Wallpapers